Om Swastyastu Blog ini bisa dibuka di Twitter,Facebook,Youtube,Google+ dan lain sebagainya,... PURA RANGET: Tri Murti

Selasa, 28 Juli 2015

Tri Murti

 
Pada suatu ketika, sekelompok para rsi melakukan suatu korban suci veda di tepi sungai Sarasvati. Timbullah perbedaan diantara mereka mengenai siapa yang tertinggi diantara tiga kepribadian yang mulia yaitu : Dewa Brahma, Sri Visnu dan Dewa Siva. Mereka ingin sekali mengetahui jawaban dari pertanyaan ini sehingga mereka mengirim putra dewa Brahma yaitu Rsi Brghu untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama-tama Rsi Brghu pergi ke Brahmaloka, tempat tinggal ayahnya. Brghu mengetes sejauh mana Brahma berada dalam sifat kebaikan, sehingga begitu dia tiba dihadapan ayahnya dia tidak bersujud atau memuji Brahma dengan doa-doa pujian. Dewa Brahma menjadi sangat marah karena dipengaruhi oleh sifat rajas atau sifat nafsu. Walaupun rasa marah melonjak dihatinya, Brahma dapat menahan dengan kecerdasannya, karena dia masih ingat bahwa Brghu adalah putranya sendiri.
Lalu Brghu pergi ke Kailasa. Disana dewa Siva berdiri dan dengan bahagia bergegas mau memeluk saudaranya. Menurut peradaban veda, anak yang baik hendaknya menghormati ayahnya, adik menghormati kakaknya dan kakak kasih sayang kepada adiknya. Akan tetapi Brghu menolak dipeluk oleh dewa Siva dan dia berkata, “jangan sentuh saya, kau begitu kotor. Kau pakai ular dilehermu dan kau mengolesi badanmu dengan abu kuburan, jauhi saya”.
Dewa Siva marah sekali, matanya merah menyala. Dia mengangkat trisulanya dan mau membunuh Brghu namun dewi Parvati datang dan bersujud di kaki suaminya dan menyampaikan kata-kata yang lembut untuk menenangkannya. Brghu pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dan pergi ke Vaikuntha, tempat bersemayamnya Narayana. Dikatakan bahwa adalah suatu kesalahan dapat dilakukan baik dengan badan, pikiran dan kata-kata. Kesalahan Brghu yang pertama kepada Dewa Brahma adalah kesalahan dengan pikiran. Kesalahannya yang kedua kepada Dewa Siva yaitu kesalahan dengan kata-kata, karena sifat kebodohan menonjol pada dewa Siva maka ketika Brghu menghinanya dia menjadi marah dengan mata yang merah.
Pada waktu itu di Vaikuntha Sri Visnu sedang berbaring dengan kepalaNya di pangkuan permaisuriNya, Dewi Sri. Tiba-tiba Brghu datang langsung menendang dada Sri Visnu. Segera Sri Visnu turun dari tempat pembaringannya dan sujud dilantai kepada Brghu dan bersabda, :Selamat datang Brahmana, silahkan duduk dan beristirahatlah sejenak, maafkan saya karena tidak menyadari kedatangan anda.” Pada waktu itu, Brghu bukan seorang Vaisnava murni, kalau tidak dia tidak akan bertindak kasar seperti itu. Sri Visnu melanjutkan, “Sucikanlah Aku dengan air cucian kaki padma anda. O Rsi yang mulia, apakah kaki anda sakit karena telah menyentuh dadaku yang keras? ijinkanlah Aku memijitnya”.
Brghu merasa puas dan bahagia mendengar sabda Penguasa Vaikuntha. Dia tergugah kebahagiaan rohani, air mata menghias matanya sehingga dia tak sanggup untuk menyampaikan sembah sujud kepada Sri Visnu. Tak lama kemudian Brghu mohon pamit dan kembali ke tempat korban suci dan menceritakan semua pengalamannya kepada para Rsi yang berkumpul disana. Mereka semua merasa heran dan kagum dan yakin bahwa Sri Visnu adalah kepribadian yang tertinggi.
Akan tetapi sebagai akibat dari tindakan Brghu yang telah menendang dada Sri Visnu, Dewi Laksmi tidak dapat mentoleransinya. Beliau berkata, “Aku tidak bisa mentoleransi penghinaan terhadap suamiku. Oleh karena itu, O Brghu, aku mengutukmu, bahwa sejak hari ini semua brahmin seperti dirimu akan menjadi miskin”. Karena kutukan ini maka pada umumnya para Brahmana itu menjadi miskin. Namun Brghu menerima kutukan ini sebagai karunia karena ia telah insyaf bahwa tujuan hidup adalah untuk memuaskan Sri Visnu. Diamengetahui bahwa cinta kepada uang sering menjadi akar kehancuran.
(DIKUTIP DARI KITAB PADMA PURANA YANG DISUSUN OLEH MAHARSI VYASA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar