Pada
suatu ketika, sekelompok para rsi melakukan suatu korban suci veda di
tepi sungai Sarasvati. Timbullah perbedaan diantara mereka mengenai
siapa yang tertinggi diantara tiga kepribadian yang mulia yaitu : Dewa
Brahma, Sri Visnu dan Dewa Siva. Mereka ingin sekali mengetahui jawaban
dari pertanyaan ini sehingga mereka mengirim putra dewa Brahma yaitu Rsi
Brghu untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama-tama Rsi Brghu pergi ke
Brahmaloka, tempat tinggal ayahnya. Brghu mengetes sejauh mana Brahma
berada dalam sifat kebaikan, sehingga begitu dia tiba dihadapan ayahnya
dia tidak bersujud atau memuji Brahma dengan doa-doa pujian. Dewa Brahma
menjadi sangat marah karena dipengaruhi oleh
sifat rajas atau sifat nafsu. Walaupun rasa marah melonjak dihatinya,
Brahma dapat menahan dengan kecerdasannya, karena dia masih ingat bahwa
Brghu adalah putranya sendiri.
Lalu Brghu
pergi ke Kailasa. Disana dewa Siva berdiri dan dengan bahagia bergegas
mau memeluk saudaranya. Menurut peradaban veda, anak yang baik hendaknya
menghormati ayahnya, adik menghormati kakaknya dan kakak kasih sayang
kepada adiknya. Akan tetapi Brghu menolak dipeluk oleh dewa Siva dan dia
berkata, “jangan sentuh saya, kau begitu kotor. Kau pakai ular
dilehermu dan kau mengolesi badanmu dengan abu kuburan, jauhi saya”.
Dewa Siva
marah sekali, matanya merah menyala. Dia mengangkat trisulanya dan mau
membunuh Brghu namun dewi Parvati datang dan bersujud di kaki suaminya
dan menyampaikan kata-kata yang lembut untuk menenangkannya. Brghu pun
akhirnya pergi meninggalkan tempat itu dan pergi ke Vaikuntha, tempat
bersemayamnya Narayana. Dikatakan bahwa adalah suatu kesalahan dapat
dilakukan baik dengan badan, pikiran dan kata-kata. Kesalahan Brghu yang
pertama kepada Dewa Brahma adalah kesalahan dengan pikiran.
Kesalahannya yang kedua kepada Dewa Siva yaitu kesalahan dengan
kata-kata, karena sifat kebodohan menonjol pada dewa Siva maka ketika
Brghu menghinanya dia menjadi marah dengan mata yang merah.
Pada waktu
itu di Vaikuntha Sri Visnu sedang berbaring dengan kepalaNya di pangkuan
permaisuriNya, Dewi Sri. Tiba-tiba Brghu datang langsung menendang dada
Sri Visnu. Segera Sri Visnu turun dari tempat pembaringannya dan sujud
dilantai kepada Brghu dan bersabda, :Selamat datang Brahmana, silahkan
duduk dan beristirahatlah sejenak, maafkan saya karena tidak menyadari
kedatangan anda.” Pada waktu itu, Brghu bukan seorang Vaisnava murni,
kalau tidak dia tidak akan bertindak kasar seperti itu. Sri Visnu
melanjutkan, “Sucikanlah Aku dengan air cucian kaki padma anda. O Rsi
yang mulia, apakah kaki anda sakit karena telah menyentuh dadaku yang
keras? ijinkanlah Aku memijitnya”.
Brghu merasa
puas dan bahagia mendengar sabda Penguasa Vaikuntha. Dia tergugah
kebahagiaan rohani, air mata menghias matanya sehingga dia tak sanggup
untuk menyampaikan sembah sujud kepada Sri Visnu. Tak lama kemudian
Brghu mohon pamit dan kembali ke tempat korban suci dan menceritakan
semua pengalamannya kepada para Rsi yang berkumpul disana. Mereka semua
merasa heran dan kagum dan yakin bahwa Sri Visnu adalah kepribadian yang
tertinggi.
Akan tetapi
sebagai akibat dari tindakan Brghu yang telah menendang dada Sri Visnu,
Dewi Laksmi tidak dapat mentoleransinya. Beliau berkata, “Aku tidak bisa
mentoleransi penghinaan terhadap suamiku. Oleh karena itu, O Brghu, aku
mengutukmu, bahwa sejak hari ini semua brahmin seperti dirimu akan
menjadi miskin”. Karena kutukan ini maka pada umumnya para Brahmana itu
menjadi miskin. Namun Brghu menerima kutukan ini sebagai karunia karena
ia telah insyaf bahwa tujuan hidup adalah untuk memuaskan Sri Visnu.
Diamengetahui bahwa cinta kepada uang sering menjadi akar kehancuran.
(DIKUTIP DARI KITAB PADMA PURANA YANG DISUSUN OLEH MAHARSI VYASA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar