Ganesa
adalah dewa ilmu pengetahuan. Dalam pewayangan disebut Batara Gana,
merupakan salah satu putra Batara Guru (Siwa). Gana diwujudkan berkepala
gajah dan berbadan manusia. Dalam pewayangan ia tinggal di kahyangan
istananya disebut Glugu Tinatar.
Oleh orang-orang bijaksana, Ganesha diberi gelar Dewa pengetahuan, Dewa pelindung, Dewa penolak sesuatu yang buruk, Dewa keselamatan, dan lain sebagainya. Dalam ukiran-ukiran di candi, patung-patung dan lukisan, Beliau sering dilukiskan:
Bermuka gajah melambangkan Dewa Ganesha sebagai perintang segala kesulitan, bagaikan gajah merintangi musuhnya dengan gading yang tajam dan belalai yang panjang. Bertangan empat melambangkan filsafat “empat jalan menuju kebahagiaan”. Berbadan gemuk sebagai lambang orang berbadan besar yang sanggup mengalahkan musuh-musuhnya. Dewa Ganesha menunggangi tikus sebab tikus melambangkan keragu-raguan dalam menghadapi suatu hal, maka dari itu Ganesha berusaha merintangi segala kesulitannya.
Oleh orang-orang bijaksana, Ganesha diberi gelar Dewa pengetahuan, Dewa pelindung, Dewa penolak sesuatu yang buruk, Dewa keselamatan, dan lain sebagainya. Dalam ukiran-ukiran di candi, patung-patung dan lukisan, Beliau sering dilukiskan:
Bermuka gajah melambangkan Dewa Ganesha sebagai perintang segala kesulitan, bagaikan gajah merintangi musuhnya dengan gading yang tajam dan belalai yang panjang. Bertangan empat melambangkan filsafat “empat jalan menuju kebahagiaan”. Berbadan gemuk sebagai lambang orang berbadan besar yang sanggup mengalahkan musuh-musuhnya. Dewa Ganesha menunggangi tikus sebab tikus melambangkan keragu-raguan dalam menghadapi suatu hal, maka dari itu Ganesha berusaha merintangi segala kesulitannya.
Mitologi tentang Dewa Ganesa
Kenapa Beliau berkepala gajah
Kenapa Beliau berkepala gajah
Dalam kitab Siwa Purana dikisahkan,
suatu ketika Dewi Parwati (istri Dewa Siwa) ingin mandi. Karena tidak
ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki dan diberi nama
Ganesa. Ia berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun masuk
ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan hanya boleh melaksanakan
perintah Dewi Parwati saja. Perintah itu dilaksanakan Ganesa dengan
baik.
Alkisah Dewa
Siwa hendak masuk ke rumahnya, namun Beliau tidak dapat masuk karena
dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Ganesa melarangnya
karena ia melaksanakan perintah Dewi Parwati. Dewa Siwa menjelaskan
bahwa ia suami dewi Parwati dan rumah yang dijaga ganesa adalah rumahnya
juga. Namun Ganesa tidak mau mendengarkan perintah Dewa Siwa, sesuai
dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun.
Akhirnya
Dewa Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan Ganesa.
Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Dewa Siwa menggunakan Trisulanya
dan memenggal kepala Ganesa.
Ketika dewi
Parwati selesai mandi, ia mendapati putranya sudah tak bernyawa. Ia
marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Dewa
Siwa tersadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.
Atas saran
Dewa Brahma, Beliau mengutus abdinya, Gana, untuk memenggal kepala
makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara.
Ketika turun ke dunia, Gana mendapati seekor gajah dengan kepala
menghadap utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala
Ganesa.
Akhirnya
Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa
keselamatan. Menyelamatkan seseorang sebelum ia memulai pekerjaanya,
dengan memuja-muja Beliau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar