Jika Anda ingin merasakan pembaruan spiritual, serta menikmati kesegaran alam, sekaligus mencicipi masakan tradisional Pulau Lombok, Kawasan Wisata Pura Suranadi merupakan pilihan yang tepat. Di kawasan ini, Anda akan menemukan tiga tempat dengan keunikan pengalaman yang berbeda.
Tak hanya di Pulau Bali saja, Anda pastinya bisa dengan mudah menemukan pura di Pulau Lombok.
Pura-pura di Lombok mayoritas dibangun pada abad ke-18. Setiap pura
memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda. Jika Anda berkunjung
ke Pura Suranadi, Anda akan menemukan karakteristik pura ini. yaitu lima
pancuran suci. Kelima pancuran ini bersumber dari gunung Rinjani. Dari
kelima pancuran tersebut pura ini memiliki julukan “Pura Panca Tirta”.
Kelima
pancuran suci ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang
dalam bahasa Sasak disebut “Ngentas Male”. Masyarakat Hindu percaya
bahwa setelah berdoa, kemudian menyucikan diri dengan air dari kelima
pancuran tersebut, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru atau
“Suranadi”.
Menurut legenda, pancuran suci ini
berhubungan dengan seorang penyebar agama Hindu dari India yang bernama
Dang Hyang Nirlata. Ia menyebarkan ajaran Hindu mulai dari Jawa, Bali,
dan kemudian ke Lombok hanya dengan berjalan kaki. Ia selalu membawa
sebuah tongkat. Saat mencapai Lombok, ia dan rombongannya sampai ke
kawasan Suranadi. Di kawasan ini mereka beristirahat empat kali. Dan
setiap beristirahat, Dang Hyang Nirlata menancapkan tongkatnya ke tanah
dan keluarlah air yang bersih. Demikian empat dari lima pancuran
tercipta.
Pancuran yang pertama disebut “air suci
pembersih”. Yang kedua disebut “air suci pengentas”. Yang ketiga disebut
“air suci pelukatan”, dan yang keempat disebut “air suci petirta”.
Untuk mengingat jasa Dang Hyang Nirlata, umat Hindu di Pulau Lombok
bagian Barat mengadakan upacara setiap bulan purnama Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober dan November).
Memasuki area Pura Suranadi,
Anda akan menemui tiga area yang terbagi. Yaitu Utama Mandala, Madya
Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat yang paling
suci, karena di pura inilah umat Hindu memanjatkan doa. Tidak semua
orang boleh masuk ke Utama Mandala. Sedangkan dua tempat yang lain
digunakan untuk aktivitas selain berdoa. Uniknya, Nista Mandala dan
Madya Mandala letaknya dipisahkan oleh Jalan Wisata Suranadi.
Setelah “membersihkan diri” di Pura Suranadi, Anda bisa mengunjungi Taman Pemandian Suranadi
yang berada di sebelah Selatan pura. Air di kolam utamanya berasal dari
mata air. Jika Anda ingin merasakan kesegaran di bawah pancuran, Anda
bisa menuju ke Pancuran Sembilan. Pacuran Sembilan ini mengalir dari
sungai kecil yang berada di sebelah Barat taman.
Tak jauh dari Pura Suranadi, sekitar 100 Meter, Anda bisa menikmari pemandangan alam dan udaranya yang sejuk nan segar di Taman Wisata Alam Suranadi.
Udara di tempat ini sangat sejuk. Karena hutan yang mengelilingi taman
wisata alam ini masih terlindung dan terawat dengan baik. Di dalam Taman
Wisata Alam Suranadi, Anda tak hanya menemui pepohonan bersar dan
rimbun saja. Sesekali Anda akan menemukan tanaman langka, dan juga
satwa-satwa liar seperti kijang, kera, dan berbagai macam burung.
Sebelum Anda meninggalkan tempat wisata Pura Suranadi Lombok,
pastikan Anda untuk mencoba sate bulayak yang lezat. Anda bisa
menemukannya di kawasan parkir pura. Di sana terdapat beberapa pedagang
sate bulayak. Sate bulayak merupakan masakan tradisional khas Pulau
Lombok. Untuk mencapai pura ini, Anda dapat mengambil rute
Mataram-Bertais-Narmada-Suranadi. Berjarak sekitar 17 Km dari Kota
Mataram dan dapat dicapai dengan waktu sekitar 45 menit berkendara.
Also mentioned: suranadi, suranadi lombok, tempat pemandian di
lombok kolam suranadi, rute menuju pemandian suranadi, pura suranadi
lombok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar