Pura Goa Lawah berlokasi di
Kecamatan Dawan, Klungkung dan berada dipinggir utara jalan arteri
antara kota Semarapuira- ibukota Kab. Klungkung, kearah timur menuju
kota Amlapura- ibukota Kab.Karangasem. Jarak Pura Goa Lawah dari
Denpasar- ibukota Propinsi Bali sekitar 49 KM, atau 10 KM sebelah timur
kota Semarapura. Posisi Goa Lawah terletak pada koordinat 8 derajat, 31
menit Lintang Selatan dan 115 derajat, 30 menit Bujur Timur pada
ketinggian sekitar 5 meter dari muka air laut pasang tertinggi. Pura
yang dihuni ribuan kelelawar ini memiliki status sebagai Kahyangan
jagat, dalam hal ini Sad Kahyangan tempat sthana Ida Sang Hyang Basukih
dan menurut Padma Bhuwana, pura ini berada diarah tenggara sebagai
kedudukan Dewa Maheswara.
Sebagaimana pura-pura besar Kahyangan lainnya,
maka terasa sulit mengetahui dengan sebenarnya siapa pendiri dan kapan
didirikannya Pura Goa Lawah ini. Diperkirakan Maha Pandita Mpu Kuturan
memiliki hubungan kesejarahan dengan pendirian dan keberadaan Pura Goa
Lawah ini. Dang Hyang Nirartha dijaman pemerintahan Dalem Waturenggong
merupakan Maha Pandita lain yang pernah datang ketempat ini. Pengemong
Pura Goa Lawah adalah kramadesa adat Pesinggahan. Pada bulan-bulan baik-
sasih ayu dan hari-hari baik-rahina subhadiwasa, umat Hindu banyak
berdatangan ketempat ini. Di Pura ini umat Hindu melakukan upacara
Nyegara Gunung, karena lokasinya berada ditepi laut dan diperbukitan
atau gunung. Hanya beberapa meter disebelah selatan pura terdapat pantai
sedangkan gunung itu sendiri diwakili oleh perbukitan dimana pura dan
goa ini berlokasi. Konon Goa ini tembus ke Gunung Agung dan diperkirakan
merupakan bekas aliran sungai bawah tanah. Pura ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi wisatawan karena keberadaan goa kelelawarnya sendiri
serta bangunan pura dan kegiatan umat bersembahyang. Pura ini memiliki
fasilitas yang cukup memadai, seperti Parkir, Wantilan, Urinoir / jamban
serta beberapa tempat berteduh baik bagi pemedek ataupun wisatawan
nusantara maupun mancanegara. Semua fasilitas ini seyogyanya ditata
kembali sehingga tepat fungsi dan selalu berada dalam keadaan bersih dan
rapi.
Goa lawah sangat
menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai
dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan
pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat
menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar
bergelantungan di tepi goa. menjadikan objek wisata Bali yang satu ini pantas untuk anda kunjungi bersama keluarga anda saat liburan ke Bali.
Lokasi
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupaten Klungkung.
Goa lawah berlokasi di kabupaten Klungkung kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota denpasar atau 4 km dari pusat kota semarapura yang merupakan ibu kota kabupaten Klungkung.
Sejarah
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata bali ini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.
Di goa Lawah terdiri dari 2 suku kata yaitu goa yang berarti goa dan lawah yang berarti kelelawar dimana goa lawah di huni oleh ribuan ekor kelelawar di mulut objek wisata bali ini terdapat sebuah pura yang berstatus Pura Khayangan Jagat. Pura Goa Lawah merupakan suatu kawasan yang suci dan indah. Di situ ada perpaduan antara laut dan gunung (lingga-yoni). Seperti namanya, di pura ini terdapat goa yang dihuni ribuan kelelawar. Sementara di mulut goa terdapat beberapa palinggih stana para Dewa. Di pelatarannya, juga berdiri kokoh beberapa meru dan sthana lainnya. Diceritakan Mpu Kuturan datang ke Bali abad X yakni saat pemerintahan dipimpin Anak Bungsu adik Raja Airlangga. Airlangga sendiri memerintah di Jawa Timur (1019-1042). Ketika tiba, Mpu Kuturan menemui banyak sekte di Bali. Melihat kenyataan itu, Mpu Kuturan kemudian mengembangkan konsep Tri Murti dengan tujuan mempersatukan semua sekte tersebut Mpu Kuturan pula yang mengajarkan pembuatan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman di Bali serta mengukuhkan keberadaan Kahyangan Jagat yang salah satunya adalah Goa Lawah.
Perjalanan
kita ke Klungkung kali ini akan mengunjungi salah satu tempat wisata di
Bali dan dikenal juga sebagai pura yang bernilai sejarah, apalagi kalau
bukan pura Goa Lawah. Lawah berarti kelelawar. Di Bali Pura Goa Lawah
merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Pura Goa Lawah di
Desa
Pesinggahan Kecamatan Dawan, Klungkung inilah sebagai pusat Pura Segara
(pura laut) di Bali untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Dalam Lontar
Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri
Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga
Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara
menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepalanya ke
laut menggerakan samudara agar menguap menajdi mendung. Ekornya menjadi
gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan.
Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan
ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura
Goa Raja, salah satu pura di kompleks Pura Besakih. Karena itu pada
zaman dahulu goa di Pura Goa Raja itu konon tembus sampai ke Pura Goa
Lawah.
Karena ada gempa tahun 1917, goa itu menjadi tertutup.
Keberadaan
Pura Goa Lawah ini dinyatakan dalam beberapa lontar seperti Lontar
Usana Bali dan juga Lontar Babad Pasek. Dalam Lontar tersebut dinyatakan
Pura Goa Lawah itu dibangun atas inisiatif Mpu Kuturan pada abad ke XI
Masehi dan kembali dipugar untuk diperluas pada abad ke XV Masehi.
Dalam
Lontar Usana Bali dinyatakan bahwa Mpu Kuturan memiliki karya yang
bernama ”Babading Dharma Wawu Anyeneng’ yang isinya menyatakan tentang
pendirian beberapa Pura di Bali termasuk Pura Goa Lawah dan juga memuat
tahun saka 929 atau tahun 107 Masehi. Umat Hindu di Bali umumnya
melakukan Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana
atau disebut juga Nyekah, Memukur atau Maligia. Upacara ini berfungsi
sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atman keluarga yang
diupacarai itu telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu
umumnya di lakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih salah satunya ke
Pura Goa Raja.
Pura
Besakih di lereng Gunung Agung dan Pura Goa Lawah di tepi laut adalah
simbol lingga yoni dalam wujud alam. Lingga yoni ini adalah sebagai
simbol untuk memuja Tuhan yang salah satu kemahakuasaannya mempertemukan
unsur purusa dengan predana. Bertemunya purusa sebagai unsur spirit
dengan predana sebagai unsur materi menyebabkan terjadinya penciptaan.
Demikiankah Gunung Agung sebagai simbol purusa dan Goa Lawah sebagai
simbol pradana. Hal ini untuk melukiskan proses alam di mana air laut
menguap menjadi mendung dan mendung menjadi hujan. Hujan ditampung oleh
gunung dengan hutannya yang lebat. Itulah proses alam yang dilukiskan
oleh dua alam itu. Proses alam itu terjadi atas hukm Tuhan. Karena
itulah di tepi laut di Desa Pesinggahan dirikan Pura Goa Lawah dan di
Gunung Agung dirikan Pura Besakih dengan 18 kompleksnya yang utama. Di
Pura itulah Tuhan dipuja guna memohon agar proses alam tersebut tetap
dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karena dengan berjalannya proses
itu alam ini tetap akan subur memberi kehidupan pada umat manusia.
Pujawali
atau piodalan di Pura Goa Lawah ini untuk memuja Bhatara Tengahing
Segara dan Sang Hyang Basuki dilakukan setiap Anggara Kasih Medangsia.
Di jeroan (bagian dalam) Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih
Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal. Ada Meru Tumpang Tiga
sebagai pesimpangan Bhatara Andakasa.
Ada
Gedong Limasari sebagai Pelinggih Dewi Sri dan Gedong Limascatu sebagai
Pelinggih Bhatara Wisnu. Dua pelinggih inilah sebagai pemujaan Tuhan
sebagai Sang Hyang Basuki dan Bhatara Tengahing Segara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar